Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, legislator Partai Demokrat diminta berpolitik mengutamakan asas manfaat. Menurut dia, berposisi sebagai partai pemenang, pendukung pemerintah, ataupun oposisi haruslah mengutamakan kemanfaatan bagi rakyat.
"Sekarang kami menjadi The Rulling Party, tidak tahu 2014-2019," kata SBY saat memberikan arahan kepada 148 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrat di Crowne Plaza, Jakarta, Sabtu 27 November 2010.
SBY mengungkapkan, bila Presiden yang terpilih pada pemilihan 2014 berasal dari kader Demokrat atau kandidat yang diusung Partai Demokrat, partai berlambang berlian itu akan semakin membesar.
Namun demikian, SBY mengingatkan ada kemungkinan kandidat dari partai lain yang menang. Demokrat bisa berposisi sebagai pendukung pemerintah bukan utama atau bahkan menjadi oposisi.
"Kalau (Presiden) bukan dari Demokrat, (ada tiga opsi) partai bisa menjadi pendukung pemerintah, pendukung Presiden yang mengganti saya, atau Partai Demokrat menjadi partai oposisi, saudara menjalankan oposisi di parlemen," kata Yudhoyono.
"Sekarang kami menjadi The Rulling Party, tidak tahu 2014-2019," kata SBY saat memberikan arahan kepada 148 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrat di Crowne Plaza, Jakarta, Sabtu 27 November 2010.
SBY mengungkapkan, bila Presiden yang terpilih pada pemilihan 2014 berasal dari kader Demokrat atau kandidat yang diusung Partai Demokrat, partai berlambang berlian itu akan semakin membesar.
Namun demikian, SBY mengingatkan ada kemungkinan kandidat dari partai lain yang menang. Demokrat bisa berposisi sebagai pendukung pemerintah bukan utama atau bahkan menjadi oposisi.
"Kalau (Presiden) bukan dari Demokrat, (ada tiga opsi) partai bisa menjadi pendukung pemerintah, pendukung Presiden yang mengganti saya, atau Partai Demokrat menjadi partai oposisi, saudara menjalankan oposisi di parlemen," kata Yudhoyono.
Sementara itu, SBY juga meminta kader partai agar tidak melanggar hukum, apalagi melakukan korupsi. SBY tidak akan membela kader partainya yang melakukan tindak pidana korupsi.
"Saya berharap khusus, pandai-pandailah menjaga diri. Jangan tergoda melakukan tindakan melawan hukum, jangan tergoda korupsi," ujar SBY.
Yudhoyono mengungkapkan, dirinya mendengar ada mantan pejabat yang dulunya tim sukses pada 2004 dan kini terlibat kasus korupsi. Sekarang mantan pejabat itu mengaku kecewa telah mendukung dirinya.
"Saya mendengar komentar, ada orang yang dulu pernah jadi pejabat bilang 'saya menyesal pilih SBY'. Usut punya usut, (dia mengatakan itu) karena SBY tidak membelanya," ujarnya.
SBY mengungkapkan, dirinya akan membela kader yang tersangkut hukum bila keterlibatannya karena disalah-salahkan, bukan benar-benar melakukan kesalahan. "Saya akan bela kalau ada kader demokrat tidak salah disalah-salahkan. Saya akan bela kalau ada kebijakan dikriminalkan. Tapi, kalau korupsi, saya tidak akan bela.
"Saya berharap khusus, pandai-pandailah menjaga diri. Jangan tergoda melakukan tindakan melawan hukum, jangan tergoda korupsi," ujar SBY.
Yudhoyono mengungkapkan, dirinya mendengar ada mantan pejabat yang dulunya tim sukses pada 2004 dan kini terlibat kasus korupsi. Sekarang mantan pejabat itu mengaku kecewa telah mendukung dirinya.
"Saya mendengar komentar, ada orang yang dulu pernah jadi pejabat bilang 'saya menyesal pilih SBY'. Usut punya usut, (dia mengatakan itu) karena SBY tidak membelanya," ujarnya.
SBY mengungkapkan, dirinya akan membela kader yang tersangkut hukum bila keterlibatannya karena disalah-salahkan, bukan benar-benar melakukan kesalahan. "Saya akan bela kalau ada kader demokrat tidak salah disalah-salahkan. Saya akan bela kalau ada kebijakan dikriminalkan. Tapi, kalau korupsi, saya tidak akan bela.
Sumber : Vivanews.com
0 comments:
Post a Comment